Istilah “ciptaan baru” adalah terjemahan dari istilah Yunani “kainê ktisis.” Istilah ini hanya ditemukan dalam surat-surat Rasul Paulus, yaitu dalam 2Korintus 5:17 dan Galatia 6:15. Meski demikian, istilah “ciptaan baru” bukanlah istilah yang pertama kali digunakan oleh Rasul Paulus.
Istilah ini adalah istilah yang lazim digunakan oleh orang-orang Yahudi. Dalam Bahasa Ibrani, istilah yang digunakan oleh guru-guru agama Yahudi adalah “beri’a khadasa,” yang biasanya digunakan untuk menyebut orang-orang yang menjadi Yahudi.
Bagi orang-orang non-Yahudi, yang merupakan kelompok Kristen mayoritas di Korintus dan Galatia, istilah “ciptaan baru” tentulah merupakan istilah yang baru bagi mereka. Mereka tidak pernah mengenal istilah ini, bahkan dalam filosofi Yunani. Namun, Paulus mencoba menarik benang merah antara apa yang dipahami oleh orang-orang Yahudi tentang “ciptaan baru” dengan teologinya yang sedang ia kembangkan.
Jika orang-orang Yahudi mengaitkan “ciptaan baru” dengan proses konversi iman menjadi Yahudi, maka Paulus juga mengarahkan istilah “ciptaan baru” itu kepada proses konversi iman menjadi Kristen. Karena itu, baik dalam suratnya kepada Jemaat Korintus maupun Galatia, Paulus menghubungkan istilah “ciptaan baru” ini dengan kehidupan di dalam Kristus: “Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru” (2Korintus 5:17).
Mengenai pemilihan kata, Paulus menggunakan kata “kainê” dalam Bahasa Yunani. Kata kainê ini adalah kata sifat yang berasal dari kata kainos. Dalam Bahasa Yunani, ada dua kata yang diterjemahkan “baru,” yaitu kata neos dan kainos.
Neos berbicara tentang “baru berdasarkan waktu,” tanpa waktu, tidak ada neos. Sesuatu yang sudah tua atau berasal dari masa lalu tidaklah mungkin diubah menjadi neos lagi. Misalkan, jika kita punya mobil tua dan kita mengecatnya kembali dengan warna baru serta membersihkannya hingga kelihatan baru, maka sesungguhnya mobil itu bukanlah mobil neos, sebab secara usia, mobil itu tetaplah mobil tua.
Jadi, tidak ada sesuatu yang lama yang dapat di-neos-kan.
Berbeda dengan neos, kata kainos, yang digunakan oleh Paulus untuk menyebut “ciptaan baru”, berbicara tentang “baru berdasarkan kualitas.” Artinya, perubahan atau pembaruan yang dibicarakan Paulus bukanlah dengan jalan mengganti total diri kita, melainkan lebih tepat diartikan membersihkan jiwa kita hingga karakter kita diubahkan menjadi karakter yang baru.
Dengan demikian, menjadi “ciptaan baru” bukanlah berbicara tentang sesuatu yang akan datang. Menjadi “ciptaan baru” bukanlah mengenakan tubuh yang baru, melainkan tetap dengan tubuh kita sekarang. Hanya saja, jiwa kita dan karakter kita benar-benar baru.
Itulah sebabnya, dalam 2Korintus 5:17, Paulus menggunakan kalimat dalam bentuk sekarang, bukan bentuk yang akan datang. Paulus berkata, “siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.” Paulus tidak berkata, “siapa yang ada di dalam Kristus, ia akan menjadi ciptaan baru.”
Untuk menjadi “ciptaan baru,” pertama-tama kita harus ada “di dalam Kristus.” Inilah kunci pemikiran Paulus. Dalam surat-suratnya, Paulus berkali-kali menekankan frase “di dalam Kristus” (en Khristos). Sebab, bagi Paulus, perubahan hidup menjadi hidup yang benar-benar kainos, tidaklah mungkin terjadi jika kita berada “di luar Kristus.” Sebaliknya, orang yang ada “di dalam Kristus,” dengan sendirinya akan terus-menerus dituntut untuk mengalami peng-kainos-an hidup. []
* ditulis untuk Majalah SUKA
makase
BalasHapus