Doa Bapa Kami dalam Bahasa Latin, tertulis dalam sebuah perkamen |
Bagi
orang Kristen, Doa Bapa Kami adalah doa yang sudah sangat dikenal, bahkan
sebagian besar bisa mengucapkan doa ini tanpa melihat teks. Sejak di Sekolah
Minggu serta pelajaran Agama Kristen di sekolah, kita sudah berkenalan dan
mempelajari doa yang diajarkan oleh Yesus ini.
Dalam Alkitab,
ada dua Injil yang menulis tentang Doa Bapa Kami yaitu Matius 6:9-13 dan Lukas
11:2-4. Di antara kedua teks tersebut, teks
yang paling dikenal dan dihafal oleh umat Kristiani adalah Doa Bapa Kami
menurut Injil Matius. Apalagi, di sebagian besar gereja, Doa Bapa Kami menurut
Injil Matius ini telah menjadi bagian dari liturgi, yang sering diucapkan
bersama-sama, baik sebagai penutup doa, maupun sebagai doa tersendiri.
Namun, jika kita mencoba lebih
teliti membaca—bahkan menggali—Doa Bapa Kami menurut Injil Matius dan Lukas,
apalagi mengkajinya dari teks Yunani Injil Matius dan Injil Lukas, maka pertanyaan-pertanyaan
berikut mungkin akan terlintas dalam pikiran kita:
1. Mengapa Doa Bapa Kami dalam Injil Matius dan Injil Lukas berbeda?
2. Mengapa kalimat "Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dst..." dalam Injil Matius tidak muncul dalam naskah-naskah yang lebih tua?
3. Apa makna teologis dan praktis Doa Bapa Kami bagi kita?
1. Mengapa Doa Bapa Kami dalam Injil Matius dan Injil Lukas berbeda?
2. Mengapa kalimat "Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dst..." dalam Injil Matius tidak muncul dalam naskah-naskah yang lebih tua?
3. Apa makna teologis dan praktis Doa Bapa Kami bagi kita?
Ketika orang Kristen mengucapkan
Doa Bapa Kami menurut Injil Matius, mungkin tidak ada kesulitan yang
dialaminya, akan tetapi menjadi asing bagi orang Kristen jika harus mengucapkannya
menurut Injil Lukas. Bahkan, beberapa orang yang pernah ditanya mengenai apa
perbedaan Doa Bapa Kami menurut Injil Matius dengan Doa Bapa Kami menurut Injil
Lukas hanya menjawab sederhana, “Doa Bapa Kami dalam Injil Lukas tidak diakhiri
dengan kalimat, ‘Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dst...’” Sesederhana
itukah perbedaannya?
Perhatikan teks Doa Bapa Kami menurut
Injil Lukas:
(2) Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah
Kerajaan-Mu.
(3) Berikanlah kami setiap hari makanan kami
yang secukupnya
(4) dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab
kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan."
Berdasarkan ingatan kita pada
Doa Bapa kami versi Matius, agaknya kita akan sedikit “keseleo” ketika kita
membaca Doa Bapa Kami di atas. Karena ternyata ada banyak bagian dalam Injil
Lukas, yang teksnya berbeda dengan Injil Matius.
Coba bandingkan dengan Doa Bapa
Kami menurut Injil Matius:
(9) Bapa kami yang di
sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
(10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
(11) Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya
(12) dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
(13) dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang
jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.)
Perhatikan bagian yang ditulis
merah dan yang digarisbawahi (underline) di atas, dan bandingkan dengan
teks Injil Lukas yang sudah dituliskan sebelumnya. Berbeda bukan?
Tapi, itu hanyalah sebagian
dari masalah Doa Bapa Kami menurut kedua Injil tersebut. Masalah lain yang
perlu dijawab terlebih dahulu adalah “Kapan dan Mengapa Yesus mengajarkan Doa
Bapa Kami?” Ternyata, baik Injil Matius maupun Injil Lukas punya jawaban yang
berbeda.
Perhatikan perbedaannya
berikut:
Menurut
Matius
|
Menurut
Lukas
|
• Yesus sedang berkhotbah (mengajar) di atas bukit di wilayah Galilea, kemungkinan di Kapernaum (Mat.
5:1)
• Tidak ada yang meminta Yesus untuk
mengajarkan doa. Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami atas inisiatif-Nya sendiri (Mat.
6:5)
|
•
Yesus sedang berdoa di suatu tempat, kemungkinan di wilayah Yudea (Luk. 11:1)
•
Seorang dari murid-murid Yesus yang meminta untuk diajarkan doa (Luk. 11:1)
|
Jadi, kapan persisnya Yesus
mengajarkan Doa Bapa Kami? Apakah ketika Dia sedang berkhotbah di atas bukit di
wilayah Galilea (menurut Matius) ataukah setelah Ia berdoa di suatu wilayah di
Yudea (menurut Lukas)?
Selanjutnya, apakah Yesus
mengajarkan Doa Bapa Kami atas inisiatif Dia sendiri (menurut Matius) ataukah
atas permintaan murid-Nya (menurut Lukas)?
Jawaban logis atas kedua
pertanyaan itu adalah: Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami bukan hanya sekali,
melainkan dalam dua kesempatan yang berbeda atau bahkan mungkin lebih dari itu,
sebab menurut penulis Injil Yohanes, masih banyak hal yang dilakukan Yesus yang
tidak dicatat dalam Injil.
Selanjutnya, mari kita mengkaji
teks Doa Bapa Kami dalam Bahasa Yunani, menurut Injil Matius dan Injil Lukas.
Teks Yunani dalam Matius
|
Teks Yunani dalam Lukas
|
Πάτερ ἡμῶν ὁ ἐν τοῖς οὐρανοῖς·
ἁγιασθήτω τὸ ὄνομά σου· ἐλθέτω ἡ βασιλεία σου·
γενηθήτω τὸ θέλημά σου,
ὡς ἐν οὐρανῷ καὶ ἐπὶ γῆς·
τὸν ἄρτον ἡμῶν τὸν ἐπιούσιον δὸς ἡμῖν σήμερον·
καὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφειλήματα ἡμῶν,
ὡς καὶ ἡμεῖς ἀφήκαμεν τοῖς ὀφειλέταις ἡμῶν·
καὶ μὴ εἰσενέγκῃς ἡμᾶς εἰς πειρασμόν,
ἀλλὰ ῥῦσαι ἡμᾶς ἀπὸ τοῦ πονηροῦ.
Ὅτι σοῦ ἐστιν ἡ βασιλεία καὶ ἡ δύναμις καὶ ἡ δόξα εἰς τοὺς αἰῶνας. Ἀμήν.
|
Πάτερ, [ἡμῶν ὁ ἐν τοῖς
οὐρανοῖς]
ἁγιασθήτω τὸ ὄνομά σου· ἐλθέτω ἡ βασιλεία σου·
[γενηθήτω τὸ θέλημά σου, ὡς
ἐν οὐρανῷ, καὶ ἐπὶ τῆς γῆς.]
τὸν ἄρτον ἡμῶν τὸν
ἐπιούσιον
δίδου
ἡμῖν
τὸ καθ᾽ ἡμέραν·
καὶ ἄφες ἡμῖν τὰς
ἁμαρτίας ἡμῶν,
καὶ γὰρ
αὐτοὶ ἀφίομεν
παντὶ ὀφείλοντι
ἡμῖν·
καὶ μὴ εἰσενέγκῃς ἡμᾶς εἰς
πειρασμόν
[ἀλλὰ ῥῦσαι ἡμᾶς
ἀπὸ τοῦ πονηρου]
...
|
BIRU: Perbedaan tata bahasa
atau pemilihan kata | MERAH: Hanya ada di
Injil Matius | HIJAU: Hanya ada dalam
Teks Byzantin (teks Yunani yang lebih muda dibanding teks Aleksandrian)
Berdasarkan tabel di atas, mungkin terbersit pertanyaan di
benak kita, “manakah doa yang benar-benar di ucapkan oleh Yesus? Apakah menurut
Injil Matius atau Injil Lukas? Apabila kita memperhatikan penjelasan di awal
mengenai konteks penulisan versi Matius dan Lukas, hal mana Matius mencatat
bahwa Yesus mengajarkan di hadapan orang banyak, sedang dalam Lukas, Yesus
dikatakan mengajar di depan para murid, maka mana yang kita pegang? Apakah
Yesus mengajarkan dua doa yang berbeda kepada orang banyak dan kepada
murid-muridnya?
Masalahnya bukanlah terletak di situ, melainkan pertama,
bahasa yang digunakan oleh Yesus. Ketika berbicara dengan murid-murid-Nya,
Yesus kerap menggunakan Bahasa Aram, bukan Bahasa Yunani. Sementara, tulisan
Matius dan Lukas sama-sama dalam Bahasa Yunani.
Apalagi, sebagian ahli Perjanjian Baru mengatakan bahwa baik
Matius maupun Lukas menggunakan sumber-sumber lain dalam penulisan Injil
mereka. Sumber-sumber itu mungkin sudah berbahasa Yunani atau bisa jadi
sebagian masih berbahasa Aram. Tetapi, apabila kita melihat teks Injil Matius
dan Injil Lukas, maka kemungkinan besar keduanya banyak menggunakan
sumber-sumber berbahasa Yunani, sehingga terdapat banyak kesamaan dalam hal
pemilihan kata maupun tata bahasa.
Kedua, masalah pembaca mula-mula atau tujuan tulisan Matius
dan Lukas. Matius menulis Injil untuk orang-orang Yahudi yang menjadi percaya,
sementara Lukas, menulis kepada orang-orang yang telah dominan dipengaruhi oleh
budaya dan pemikiran Yunani.
Perhatikan misalnya dalam kalimat “dan ampunilah kami
akan kesalahan kami” (Mat. 6:12a) bandingkan dengan kalimat “dan
ampunilah kami akan dosa kami” (Luk. 11:4a). Matius menggunakan kata
ofeilēma, sedangkan Lukas menggunakan kata hamartia. Kedua kata
itu sebenarnya sama-sama merujuk pada pengertian “dosa,” tetapi dalam doa
permohonan pengampunan dosa, kata ofeilēma lebih akrab di kalangan
orang-orang Yahudi ketimbang kata hamartia.
Kata ofeilēma ini secara harfiah berarti “hutang.”
Dalam tulisan-tulisan orang-orang Yahudi (misalnya dalam Targum), dosa lebih
sering digambarkan sebagai “hutang” (ofeilēma). Tetapi, istilah ini
tentulah akan bermasalah bagi orang-orang non-Yahudi. Itulah sebabnya, Lukas
lebih memilih menggunakan istilah hamartia, yang lebih umum dipahami,
baik oleh orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi.
Ketiga, masalah teks sumber
penerjemahan Alkitab.
Bandingkan teks Doa Bapa Kami menurut Injil Matius dan
Injil Lukas dalam terjemahan King James Version (KJV).
Menurut
Matius
|
Menurut
Lukas
|
Our Father which art in heaven,
Hallowed be thy name.
Thy kingdom come. Thy will be done in earth, as it is in heaven.
Give us this
day our daily bread.
And forgive us our debts, as we forgive
our debtors.
And lead us not into temptation, but
deliver us from evil:
For thine is the kingdom, and the
power, and the glory, for ever. Amen.
|
Our
Father which art in heaven, Hallowed be thy name.
Thy
kingdom come. Thy will be done, as in heaven, so
in earth.
Give
us day by day our daily bread.
And
forgive us our sins; for we also forgive every one that is indebted to us.
And
lead us not into temptation; but deliver us from evil.
|
Ternyata, dalam KJV, perbedaan Doa Bapa Kami menurut Injil
Matius dan Injil Lukas tidak terlalu banyak dan umumnya hanya perbedaan tata
bahasa dan pemilihan kata. Satu-satunya bagian dalam Injil Matius yang tidak
ada dalam Injil Lukas adalah bagian penutup doa saja, yaitu kalimat: “For thine is the kingdom, and the power,
and the glory, for ever. Amen” atau dalam Terjemahan Baru
Lembaga Alkitab Indonesia (TB-LAI) diterjemahkan: “Karena Engkaulah yang
empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” Bagian
ini dikenal dengan sebutan “doksologi.”
Mengapa teks Doa Bapa Kami menurut Injil Lukas dalam KJV
lebih lengkap ketimbang teks yang ada dalam TB-LAI? Hal itu disebabkan karena
teks sumber yang digunakan oleh KJV adalah teks Perjanjian Baru Textus
Receptus (TR), yang sebagian besar merujuk pada teks-teks Byzantin, yaitu
teks-teks yang digunakan dalam naskah-naskah kuno yang lebih muda (sekitar abad
ke-5 hingga ke-10 masehi). Sedangkan, TB-LAI lebih condong pada naskah-naskah
kuno yang lebih tua, yang mayoritas menggunakan teks-teks Aleksandrian (sekitar
abad ke-3 hingga ke-10 masehi).
Bagian doksologi Doa Bapa Kami tidak ditemukan dalam teks-teks
Aleksandrian dan baru ditemukan dalam teks-teks Byzantin dari abad ke-5 masehi.
Naskah yang lebih tua berisi doksologi muncul dalam khotbah Yohanes
Khrisostomus tentang Doa Bapa Kami menurut Injil Matius. Naskah ini ditulis
sekitar abad ke-4, tetapi tidak ditemukan naskah kuno Injil Matius dari abad
ke-4, yang berisi doksologi Doa Bapa Kami. Beberapa ahli mencoba mengusulkan Codex
Washingtonianus atau Codex Washingtonensis, tetapi kodeks (naskah
kuno) ini sendiri ternyata berasal dari beragam sumber teks. Mungkin
Khrisostomus mengutip dari naskah lain yang tidak ditemukan lagi di kemudian
hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian doksologi ini kemungkinan baru
ditambahkan ke dalam naskah Injil Matius pada sekitar abad ke-4 atau ke-5
masehi.
Apalagi ternyata dalam naskah-naskah kuno dari abad ke-5,
doksologi Doa Bapa Kami ini muncul tidak seragam. Misalnya dalam Papirus 1342
tidak ada kata “dan kuasa” atau dalam Papirus 1016 tidak ada kata “dan
kemuliaan.”
Pertanyaan kemudian yang muncul adalah mengapa doksologi itu
baru ada pada sekitar abad ke-4 dan ke-5? Mengapa dalam naskah-naskah yang
lebih tua tidak ada?
Kemungkinan pertama adalah bagian ini (doksologi) sudah
merupakan bagian umum dalam setiap penutup doa orang-orang Yahudi, sehingga
tidak perlu dicatat oleh penulis Injil Matius. Namun, karena Injil Matius juga
ternyata menyebar di antara orang-orang non-Yahudi, maka ada penyalin di
kemudian hari yang menambahkan bagian doksologi ini. Akibatnya, salinan-salinan
yang muncul berikutnya menjadi beragam.
Kemungkinan kedua adalah adanya beragam tradisi periwayatan.
Ketika Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami, murid-murid Yesus merekamnya dalam
bentuk ingatan, bukan dalam bentuk tulisan. Ketika mereka mengajarkan itu di
kemudian hari, muncullah beragam versi Doa Bapa Kami. Hal ini juga menjelaskan
mengapa terdapat beberapa perbedaan antara Injil Matius dengan Injil Lukas.
Pada akhirnya kita jangan terjebak pada berbagai versi Doa
Bapa Kami dalam naskah-naskah kuno, sebab pada dasarnya perbedaan-perbedaan
tersebut lebih pada perbedaan redaksional, yaitu menyangkut masalah tata bahasa
dan pemilihan kata. Inti setiap kalimat dalam Doa Bapa Kami mengarah pada
maksud atau makna yang sama. Inti makna inilah yang harus kita renungkan,
resapi dalam hidup dalam aplikasikan dalam prilaku sehari-hari.
*** Disampaikan dalam Diskusi Pendalaman Alkitab Mayim
Khayyim pada 28 Juli 2012 di Gedung Bible Center LAI; dirangkum oleh Anita
Kurnia Dewi
*** Dimuat juga di website www.MKonline.co.cc
*** Dimuat juga di website www.MKonline.co.cc
ini merupakan bukti otentik bahwa injil bukan kitab suci.... semoga menjadi pencerahan bagi orang yang berakal dan mempercayai surga
BalasHapussaya justru memahami, bahwa betapa dalaam pembahasan injil disini, karena injil adalah bukti dari kebenaran yang mampu memberi jawaban dan jalan kemana setelah seseorang berakhir dalam hidupnya, ingat tidak seorangpun yang tahu dimana surga, kecuali yang berasal dari surga ...siapa kalau bukan Yesus yg memberi pencerahanNya melalui injil yang diberitakanNya, cara penyampaiannya boleh berbeda ttp maksud dan tujuan adalah sama, contoh bila orang tua memberi pesan kepada anak pertama bla bla...kemudian disampaikanya kepada adiknya tentunya kalimat yang disampaikan berbeda dengan kalimat pertama bukan, tetapi maksud pesan tetap sama..sederhana bukan untuk memahaminya.thks.
HapusInjil bukan kitab suci ? Trus yang dimaksud kitab suci ?
BalasHapusinjil yang ditulis adalah KESAKSIAN bukan kitab suci yang harus disembah, kita bukan seperti saudara2 kita diluar sana yang menyucikan kitabnya, mungkin alkitab dapat terinjak dan terbakar, tetapi isi nya tetap ada dihati kita sebagai suatu KESAKSIAN tentang kuasa dan kebenaran Elohim. tidak perlu mempertanyakan "perbedaan kata2" mungkin maknanya agak berbeda tetapi tujuannya sama yaitu tentang kesaksian Anak Elohim, Yesus sendiri.
BalasHapusMACAM MACAM VERSI BIBLE yang mana kamu PERCAYA dan anda berasal dari ALIRAN atau SEKTE yang MANA !.
BalasHapus.
BIBLE YAHUDI : Tradisional 24 buku, dibagi menjadi Taurat (lima buku), Nabi (delapan buku), dan Tulisan-tulisan (sebelas buku). (Total 24 buku)
.
Alkitab Kristen dibagi menjadi dua bagian, Perjanjian LAMA dan Perjanjian BARU
.
BIBLE KATOLIK Roma: 73 buku. Katolik Roma Perjanjian Lama mengikuti Perjanjian Lama kuno Kristen yang disebut Septuaginta, yang mencakup semua buku sama dengan Alkitab Yahudi, ditambah tujuh lebih. Dengan demikian, Katolik Roma Perjanjian Lama memiliki 46 buku. Katolik Roma Baru Perjanjian berisi 27 kitab Perjanjian Baru sama seperti Protestan. (Total 73 buku)
.
BIBLE PROTESTAN Perjanjian Lama memiliki buku yang sama dengan Alkitab Yahudi, tetapi nomor dan disusun berbeda, untuk menghasilkan 39 kitab Perjanjian Lama. Perjanjian Baru mengandung 27 kitab. (Total 66 buku)
.
BIBLE YUNANI / Ortodoks Timur Perjanjian Lama adalah sedikit lebih panjang dari Perjanjian Lama Katolik Roma. Perjanjian Lama Suryani sering memiliki tambahan materi dalam lampiran. Ortodoks Yunani dan Perjanjian Baru Syria memiliki 27 kitab yang sama seperti Katolik Roma dan Perjanjian Baru Protestan. (Total 78 buku)
.
BIBLE ETHIOPIA Ortodoks Perjanjian Lama adalah yang terpanjang di setiap cabang agama Kristen. Ortodoks Ethiopia "Canon Sempit" memiliki 27 kitab Perjanjian Baru yang sama sebagai cabang lain dari agama Kristen, tetapi Ortodoks Ethiopia "Canon luas" termasuk buku beberapa tambahan. (Total 81 buku)
.
BIBLE MORMON / Gereja OSZA Meski telah dikanonisasi edisi 1769 dari Alkitab BIBLE King James, Joseph Smith Jr mengatakan bahwa Kidung Agung tidak terinspirasi, dan dianggap Apokrif. Komunitas Kristus sebuah cabang dari Hari Suci Zaman gereja, telah dikanonisasi Terjemahan Joseph Smith (JST) dan telah dikeluarkan Kidung Agung / Songs. (Total 65 buku)
.
MORE than 50 Versions ( VERSION means : is defferent number of books inside ) of the BIBLE in English alone (http://www.bible.ca/b-many-versions.htm ) and more than 1000 languages and dialect ( translations is transfering in other language and the translator has own choice of words to use ) of the Bible world wide, Ada LEBIH dari 50 VERSI bible dalam bahasa Inggris saja ( VERSI artinya adalah ber BEDA ISI dan JUMLAH BUKU BUKU didalam Bible nya ) dan di TERJEMAH kan lebih dari 1000 macam BAHASA serta DIALEK dalam dunia internasional ( TERJEMAH adalah alih ke bahasa lain dengan memakai PILIHAN KATA KATA dari si penterjemah sendiri )
Di INDONESIA saja terdaftar sekitar 300 denominasi aliran KRISTEN !!
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_denominasi_Kristen
Pembahasan Doa Bapa Kami tidak ada hubungannya dengan perbedaan jumlah kitab di kalangan Kristen, sebab meskipun berbeda-beda jumlahnya, semua aliran Kristen yang Anda sebutkan di atas sama-sama mengakui Matius dan Lukas (dimana terdapat Doa Bapa Kami) sebagai bagian dari kanon kitab suci.
HapusHari gini masih percaya wikipedia. Huft...
BalasHapusKenapa Markus tidak mencatat doa bapa kami juga? Padahal jika dilihat Injil Lukas melihat dari injil Matius dan Markus juga
BalasHapus