Sabtu, 18 Juli 2009

Hikmat dan Pengertian (Amsal 4:7)


Amsal ini berbicara tentang apa yang terutama yang harus kita peroleh dalam hidup ini, sekaligus rahasia bagaimana memahami setiap rancangan TUHAN dalam hidup ini.

Pada bagian pertama dikatakan “reshith khokhma qene khokhma.” Kalimat ini bisa berarti “yang pertama dari hikmat adalah perolehlah hikmat!” (band. terjemahan TB-LAI). Artinya, hikmat (khokhma) hanya bisa diperoleh dengan jalan memperoleh hikmat itu sendiri. Tidak ada cara lain selain memintanya kepada TUHAN.


Kamis, 16 Juli 2009

Meraih Kebahagiaan Sejati (Mazmur 1:1)


Siapapun kita tentulah mendambakan kebahagiaan dalam hidup kita. Disadari atau tidak, banyak hal kita lakukan demi meraih kebahagiaan itu, termasuk dalam hal beriman. Kita beriman kepada TUHAN antara lain karena ada motivasi “ingin bahagia” dalam diri kita, dan kita percaya bahwa TUHAN adalah sumber kebahagiaan sejati kita.

Tapi, ada kalanya, hidup sebagai orang yang beriman, justru tak memberi kita kebahagiaan. Kita sering larut dalam kesedihan atau hidup dalam keputusasaan. Jadinya, keberimanan kita sangatlah semu dan tidak memberi dampak apa-apa dalam hidup kita.

Lalu, apa yang harus kita lakukan?

Rabu, 01 Juli 2009

Kembali ke Akar?

Upaya untuk mengembalikan dogma, tradisi dan spirit kekristenan ke akar kekristenan itu sendiri bukanlah upaya yang baru dalam sejarah perkembangan kekristenan. Upaya ini adalah upaya yang dilakukan untuk menjawab tantangan zaman, dimana kekristenan dianggap mulai terlepas dari akarnya bahkan mulai meninggalkan akarnya.

Di sisi lain, lepas dari akar dapat bermakna positif bagi kekristenan itu sendiri, sebab dengan cara itu, kekristenan dapat bertumbuh sendiri sebagai agama dan paradigma yang terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sisi inilah yang diperjuangkan oleh sebagian kaum liberalis dan humanis Kristen melalui pendekatan-pendekatan sosio-antropologis, psikologis dan filosofis kekristenan.

Namun, di sisi lain, lepas dari akar dapat menjadi bumerang bagi kekristenan. Kekristenan dapat bertumbuh sebagai agama dan paradigma yang tidak berakar, sehingga dapat dengan mudah diombang-ambingkan oleh derasnya arus perubahan zaman. Ia dapat bertumbuh sebagai suatu agama sinkretis atau agama yang merupakan produk dari zaman modern, yang semata-mata mengikuti saja apa yang dituntut oleh zaman. Sisi ini diperjuangkan oleh kaum ortodoks, neo-ortodoks dan gerakan-gerakan “baru” seperti messianic movement, messianic judaism, dan sebagainya.