Kamis, 04 Juni 2009

Shema' sebagai Syahadat

“Dengarlah Israel, YHWH itu Tuhan kita, YHWH itu Esa!” merupakan pengajaran yang sangat mendasar baik oleh Yudaisme maupun oleh Yesus.

Sebuah penelitian yang dilakukan dengan sangat cermat membuktikan bahwa kalimat ini bukanlah sebuah kalimat yang biasa bagi Yesus dan kaum Yahudi pada abad pertama. Berdasarkan Talmud Babilonia (Sukka 42a), anak laki-laki Yahudi pertama kali harus diajari mengucapkan kalimat ini sejak ia mulai bisa berbicara. Dengan kata lain, sangat mungkin bagi Yusuf, ayah Yesus, untuk mengajarkan kalmat itu kepada Yesus ketika Yesus mulai berbicara.

Dalam Alkitab, teks ini diambil dari Ulangan 6:4, sebuah kitab Taurat yang beredar sangat luas dan paling populer di antara kelima kitab Musa (Pentateukh) pada zaman Yesus. Karena itu, wajarlah jika naskah-naskah Perjanjian Baru (PB) lebih banyak mengutip dari kitab Ulangan. Yesus, ketika dewasa pun, berhadapan dengan cobaan iblis (Matius 4:1-11), mengutip tiga kali dari kitab Ulangan, bahkan dalam penggalian arkeologis, fakta bahwa kitab Ulangan merupakan kitab paling luas penyebarannya diperkuat dengan ditemukannya lebih banyak naskah kitab Ulangan di antara gulungan-gulungan atau naskah Laut Mati yang ditemukan di Qumran.

Kini, naskah Ulangan 6:4 itu dikenal dengan sebutan Shema' (“Dengarlah!” - Ibr), sebuah kata kerja perintah yang mengawali naskah aslinya: “Shema' Yisrael YHWH Eloheinu YHWH ekhad!” Dalam tradisi Ibrani, Shema' bukanlah sebuah doa (literatur rabinik tidak pernah menggunakan kata ‘doa’ untuk Shema') melainkan suatu konfesi iman atau kredo (syahadat) yang disahkan dalam Mishna (+ 200 M).

Kekristenan tidaklah merubah syahadat ini melainkan tetap mempertahankannya. Yesus dengan tegas mengutip syahadat ini ketika ditanya mengenai hukum yang terutama (Markus 12:29), namun banyak gereja kini kehilangan esensi dari Shema' ini. Terjemahan Alkitab bahkan terkesan sederhana mengartikan Ekhad dengan kata “Esa.” Para penafsir Yahudi mengartikan lebih dalam terhadap satu kata ini: (1) sebagai suatu afirmasi atas monoteisme, dan (2) mendeklarasikan keunikan TUHAN, Being Utama, Pencipta segala sesuatu. []

* ditulis untuk Majalah SUKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar